Rabu, 07 Juli 2010

Merkurius, Venus, Mars, Saturnus Dalam Satu Garis Lurus

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengatakan sejumlah planet di sistem tata surya seperti Merkurius, Venus, Mars, dan Saturnus akan tampak berada dalam satu garis lurus pada Selasa malam.

''Selasa malam ini akan terlihat lebih jelas dalam satu garis lurus, khususnya setelah Merkurius terbenam pukul 18.30 WIB, kemudian sekitar pukul 21.00 WIB menyusul Venus terbenam, lebih malam lagi Mars, dan Saturnus,'' kata peneliti Bidang Matahari dan Antariksa Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN, Abd Rahman, di Jakarta, Selasa (6/7).
Fenomena alam itu sayangnya tak bisa dilihat menggunakan mata telanjang. Menurut Rahman, kejadian itu merupakan hal biasa dalam perputaran planet-planet atau benda ruang angkasa. Menurutnya, delapan planet yang mengitari matahari di tata surya ini memang berada dalam satu bidang ekliptika, sehingga jika dilihat dari bumi, maka akan mungkin untuk terlihat dalam satu garis lurus.

''Diibaratkan delapan planet ini merupakan bola-bola yang terletak pada satu meja datar, meskipun berserakan tetapi jika dilihat dari satu posisi dari sudut pandang suatu bola tertentu yang juga ada di meja itu, maka bisa saja seolah berada pada satu garis lurus,'' jelasnya.

Karena itu, Rahman mengimbau masyarakat untuk tidak percaya pada kabar burung yang mengatakan malam nanti bakal terjadi bencana. Sebelumnya, beredar kabar berantai bahwa NASA mengumumkan tepat pukul 5:00 pm waktu Greenwich atau pukul 12:00 WIB tengah malam ini planet Merkurius, Bumi, Venus, Uranus, dan Neptunus berada tepat satu garis dengan Matahari. Hal ini terjadi 20.000 ribu tahun sekali.

Akibatnya gaya gravitasi menjadi bertambah enam kali lipat, sehingga pada saat itu akan terjadi fenomena luar biasa, yakni di antaranya laut akan mengalami pasang naik, dan kemungkinan laut akan meluap. Lantas, berat benda akan meningkat enam kali lipat dan semua benda akan tertarik ke permukaan bumi. Disebutkan juga NASA sudah memperingatkan semua perusahaan penerbangan agar tidak take off pada jam tersebut karena fenomena ini akan berlangsung sekitar 10 menit.

Menanggapi hal itu, Rahman menegaskan, berita tersebut hanya kabar bohong, karena fenomena itu tidak akan berdampak apapun. ''Sebenarnya planet-planet yang tampak berada pada satu garis lurus itu terjadi beberapa hari ini, tetapi malam ini akan tampak paling jelas,'' tegasnya.  (Republika)

Superkonjungsi: Bedakan Astronomi dan Astrologi

ASTROLOGI >>
Ilmu yang mempelajari pergerakan planet, bulan, matahari, dan bintang-bintang yang diyakini berkaitan dengan nasib manusia, baik secara individu maupun masyarakat. Gejala antariksa yang dikaitkan dengan nasib itu yang disebut Astrologi.

ASTRONOMI >>
Ilmu yang mempelajari kondisi fisik, kimiawi, dan evolusi benda-benda langit tanpa ada kaitan dengan nasib manusia. Murni sains.

Konjungsi –dilihat dari sisi Astronomi >>
Posisi 2 benda langit yang segaris bujur dalam penampakannya di langit. Dan tidak mungkin bisa terjadi konjungsi yang melibatkan lebih dari 2 benda langit atau bisa dibilang tidak mungkin ada superkonjungsi dalam Astronomi.

Konjungsi -dilihat dari sisi Astrologi
Konjungsi tidak harus segaris bujur, ada toleransi antara 8-9 derajat. Makanya dalam Astrologi bisa terjadi konjungsi yang melibatkan lebih dari 2 benda langit yang biasa mereka sebut "super konjungsi."

Tafsir Astrologi
Dalam astrologi, fenomena konjungsi mempunyai pengaruh paling kuat pada nasib manusia di bumi.
Ada contoh beberapa ramalan astrologi yang menarik:

1.Ramalan akan terjadi 'chaos' tahun 1995 karena planet Saturnus-Uranus (berita lain Uranus-Neptunus) berada pada posisi segaris yang berlangsung selama 5 tahun.
 Padahal faktanya dilihat dari argumentasi astronomi, ketiga planet tersebut tidak berada pada posisi segaris. Hanya Uranus dan Neptunus yang berdekatan tapi tidak segaris. Saturnus dan Uranus berada pada posisi segaris dengan Matahari pada tanggal 9 Juni 1988. Dan planet Uranus dan Neptunus berada pada posisi segaris dengan Matahari pada tanggal 21 April 1993.


2. Tahun 1974, John R.Gribbin dan Stephen H. Plagemann menerbitkan buku ‘The Jupiter Effect’ yang berisi ramalan akan terjadi bencana pada tahun 1982 karena semua planet berada pada satu sektor yang sama. Yang memang pada saat itu semua planet dari Merkurius-Pluto berkumpul pada sektor paling sempit selama 20 abad.

3. Nostradamaus, yang bernama asli Michel de Nostradame dan pernah menjadi dokter istana Raja Perancis Charles IX, menerbitkan buku berjudul ‘Les Centuries’ pada 1555. dan banyak peristiwa besar yang dikaitkan dengan ramalan Nostradamus (ex, PD I dan PD II. Perang Teluk Irak-Kuwait). Ramalan Nostradamaus sempat membuat panik banyak orang gara-gara penayangan film ‘The Man Who Saw Tomorrow’ yang bercerita tentang Nostradamaus.

Nostradamaus

4. Superkonjungsi 1982 dikabarkan akan menghancurkan pantai barat Amerika dan memusnahkan jutaan orang. Nyatanya, tak ada satupun dari ramalan tersebut yang benar-benar terjadi..

Tafsir astrologi telah melahirkan ramalan-ramalan yang mengundang sensasi. Bahkan negara-negara maju-pun masih terpengaruh dengan ramalan-ramalan astrologi yang sering tidak benar.

Tafsir Astronomi >>
Berkelompoknya planet-planet dalam suatu sektor tertentu tidak memberikan dampak apapun pada terjadinya bencana di bumi. Dampak benda langit pada bumi hanya terjadi pada efek pasang surutnya, radiasinya, dan pancaran partikelnya.

Efek pasang surut terkait dengan gravitasi bulan dan matahari.
Radiasi matahari berdampak besar pada bumi jika dikaitkan dengan komunikasi radio maupun fenomena cuaca dan iklim.

Pancaran partikel dari matahari berupa angin matahari atau debu komet berdampak pada satelit-satelit yang mengorbit bumi. (http://cybermujahidah.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar