My News - Niat baik armada kapal bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Gaza yang kian menderita akibat penjajahan Israel, malah mendapat sambutan dingin dari pihak Israel maupun Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas. Bahkan Israel mengancam akan mengebom jika rombongan kapal bantuan tersebut nekat masuk Gaza.
Bagaimanapun juga 9 kapal bantuan kemanusiaan termasuk kapal dari Indonesia akan tetap maju pantang mundur untuk bisa tembus ke wilayah Gaza meski harus membobol ‘blokade’ Israel. Departemen Luar Negeri Israel, Senin sore (17/5) telah mengumumkan pihaknya tidak akan mengizinkan armada “kebebasan” yang membawa bantuan kemanusiaan dan kebutuhan warga masuk Gaza.
Sumber harian Ibrani mengatakan, direktur urusan luar Eropa di Deplu, Naor Gelwon memanggil dua dubes negara Eropa yang warganya ikut dalam rombongan armada kebebasan yang akan bertolak dari Eropa dalam rangka menghancurkan blokade. Selain itu Kementerian Luar Negeri Zionis juga telah memanggil dubes sejumlah negara, seperti Yunani, Irlandia, Turki dan Swedia.
Gelon menambahkan, pemerintahnya tidak akan mengizinkan konvoi kapal tersebut memasuk perairan Gaza. Ia menegaskan, siapapun yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, maka ia harus berkoordinasi dengan pemerintahan setempat, ungkapnya. Ia menambahkan, kita sedang berbicara tentang kapal provokatif dan pelanggaran terhadap undang-undang Israel. Negaranya telah menyampaikan kepada sejumlah dubes negara-negara yang akan memberangkatkan warganya ke Gaza, bahwa pemerintah Zionis tidak akan mengizinkan kapal-kapal tersebut masuk pelabuhan Gaza.
Media International Akan Liput Besar-Besaran
Puluhan media massa Internasional telah siap-siap meliput peristiwa launching Armada Pembebasan dari Turki dan Yunani di tengah ancaman Israel melarangnya. Apalagi Armada itu menampung sekitar 500 aktivis solidaritas. Mengangkut 5000 ton bahan bangunan, seperti semen, bahan-bahan bangunan jadi, alat-alat kesehatan dan alat pelajaran yang akan diserahkan pada rakyat Palestina di Gaza yang sudah empat tahun diblokade oleh dunia Internasional. Di antara aktivis itu adalah aleg-aleg Eropa yang mewakili lebih dari 20 negara.
Sebelumnya, sejumlah organisasi kemanusiaan dan solidaritas Palestina di dunia, seperti, IHH, Gaza Free dan yang lainya telah mengumumkan di Istanbul, tentang pembentukan Asosiasi Ikatan Gerakan Eropa untuk hapuskan blokade. Mereka sepakat akan mengirimkan sejumlah kapal pengangkut bahan bantuan. Empat kapal besar membawa container berisi bahan bantuan dan lima kapal lagi membawa relawan dan bahan bantuan kemanusiaan
Organisasi Kampanye Eropa Anti Blokade Jalur Gaza salah satu pihak yang ikut dalam koalisi Armada Pembebasan sudah mengumumkan bahwa pihak terpaksa meminta maaf kepada sejumlah aktivis solidaritas asing yang berada di Armada karena banyak media asing yang ikut meliput peristiwa launcing dan pemberangkatan Armada ke Jalur Gaza pekan depan.
Ketua Kampanye Eropa, Dr. Arafat Madli mengatakan dalam pernyataan pers hari ini Kamis (20/5) bahwa di tengah ancaman Israel terakhir akan menghalangi kapal bantuan telah membuat sejumlah chanel TV dan media massa untuk ikut dalam Skoci 8000, salah satu kapal Armada Pembebasan milik Kampanye sehingga ada lebih dari 10 media Eropa besar.
Madli menjelaskan, di antara media massa Eropa yang akan ikut meliput adalah Euro News yang memiliki berbagai edisi, Anfoa Bill, Itali, tim wartawan dari TV Bulgaria, TV Ceko lembaga media Dennis dari Republik Ceko, TV Al Jazeera versi Inggris, sejumlah kolumnis dan journalis dan sejumlah wartawan dari media dunia terkenal seperti Reuters, The Economist Europe dan BBC Inggris.
Ketua Organisasi Kampanye memberikan alasan bahwa kehadiran media secara besar dalam meliput Armada Pembebasan ke Jalur Gaza, media-media ini akan menyampaikan realitas secara Live jika Israel melakukan upaya menghalanginya di laut. Kedua, peliputan ini akan memberikan kesempatan kondisi sesunggunya dari tragedy yang dialami warga Jalur Gaza karena blockade Israel.
Sumber harian Ibrani mengatakan, direktur urusan luar Eropa di Deplu, Naor Gelwon memanggil dua dubes negara Eropa yang warganya ikut dalam rombongan armada kebebasan yang akan bertolak dari Eropa dalam rangka menghancurkan blokade. Selain itu Kementerian Luar Negeri Zionis juga telah memanggil dubes sejumlah negara, seperti Yunani, Irlandia, Turki dan Swedia.
Gelon menambahkan, pemerintahnya tidak akan mengizinkan konvoi kapal tersebut memasuk perairan Gaza. Ia menegaskan, siapapun yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, maka ia harus berkoordinasi dengan pemerintahan setempat, ungkapnya. Ia menambahkan, kita sedang berbicara tentang kapal provokatif dan pelanggaran terhadap undang-undang Israel. Negaranya telah menyampaikan kepada sejumlah dubes negara-negara yang akan memberangkatkan warganya ke Gaza, bahwa pemerintah Zionis tidak akan mengizinkan kapal-kapal tersebut masuk pelabuhan Gaza.
Media International Akan Liput Besar-Besaran
Puluhan media massa Internasional telah siap-siap meliput peristiwa launching Armada Pembebasan dari Turki dan Yunani di tengah ancaman Israel melarangnya. Apalagi Armada itu menampung sekitar 500 aktivis solidaritas. Mengangkut 5000 ton bahan bangunan, seperti semen, bahan-bahan bangunan jadi, alat-alat kesehatan dan alat pelajaran yang akan diserahkan pada rakyat Palestina di Gaza yang sudah empat tahun diblokade oleh dunia Internasional. Di antara aktivis itu adalah aleg-aleg Eropa yang mewakili lebih dari 20 negara.
Sebelumnya, sejumlah organisasi kemanusiaan dan solidaritas Palestina di dunia, seperti, IHH, Gaza Free dan yang lainya telah mengumumkan di Istanbul, tentang pembentukan Asosiasi Ikatan Gerakan Eropa untuk hapuskan blokade. Mereka sepakat akan mengirimkan sejumlah kapal pengangkut bahan bantuan. Empat kapal besar membawa container berisi bahan bantuan dan lima kapal lagi membawa relawan dan bahan bantuan kemanusiaan
Organisasi Kampanye Eropa Anti Blokade Jalur Gaza salah satu pihak yang ikut dalam koalisi Armada Pembebasan sudah mengumumkan bahwa pihak terpaksa meminta maaf kepada sejumlah aktivis solidaritas asing yang berada di Armada karena banyak media asing yang ikut meliput peristiwa launcing dan pemberangkatan Armada ke Jalur Gaza pekan depan.
Ketua Kampanye Eropa, Dr. Arafat Madli mengatakan dalam pernyataan pers hari ini Kamis (20/5) bahwa di tengah ancaman Israel terakhir akan menghalangi kapal bantuan telah membuat sejumlah chanel TV dan media massa untuk ikut dalam Skoci 8000, salah satu kapal Armada Pembebasan milik Kampanye sehingga ada lebih dari 10 media Eropa besar.
Madli menjelaskan, di antara media massa Eropa yang akan ikut meliput adalah Euro News yang memiliki berbagai edisi, Anfoa Bill, Itali, tim wartawan dari TV Bulgaria, TV Ceko lembaga media Dennis dari Republik Ceko, TV Al Jazeera versi Inggris, sejumlah kolumnis dan journalis dan sejumlah wartawan dari media dunia terkenal seperti Reuters, The Economist Europe dan BBC Inggris.
Ketua Organisasi Kampanye memberikan alasan bahwa kehadiran media secara besar dalam meliput Armada Pembebasan ke Jalur Gaza, media-media ini akan menyampaikan realitas secara Live jika Israel melakukan upaya menghalanginya di laut. Kedua, peliputan ini akan memberikan kesempatan kondisi sesunggunya dari tragedy yang dialami warga Jalur Gaza karena blockade Israel.
Madli memperingatkan bahwa pihak Israel jika menghalangi Armada Pembebasan maka penjajah akan membayar mahal secara media. Karena dunia akan melihat arogansi dan kejahatan Israel secara terang benderang.
Kapal Bantuan Indonesia Telah Tiba Di Turki
Tim relawan kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)" Indonesia yang saat ini sudah tiba di Istanbul, Turki telah siap bersama relawan 50 negara lain menembus blokade Israel atas Gaza dalam misi pelayaran "Flotilla to Gaza".
"Saat ini seluruh partisipan pelayaran sudah berkumpul di Istanbul, termasuk tim dari MER-C Indonesia," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA, Sabtu malam. Ia mengatakan, semua anggota Tim MER-C untuk Gaza yang berjumlah lima orang sudah berada di Istanbul sejak Kamis (20/5) dan akan ikut masuk ke Gaza bersama delegasi mancanegara lainnya.Menurutnya, ancaman Israel yang menyatakan akan menghadang bantuan untuk Palestina, bahkan akan mengebom konvoi kapal yang berlayar ke Gaza (Flotilla to Gaza) tak menyurutkan sedikit pun langkah dan persiapan yang dilakukan seluruh partisipan pelayaran.
Kapal Bantuan Indonesia Telah Tiba Di Turki
Tim relawan kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)" Indonesia yang saat ini sudah tiba di Istanbul, Turki telah siap bersama relawan 50 negara lain menembus blokade Israel atas Gaza dalam misi pelayaran "Flotilla to Gaza".
"Saat ini seluruh partisipan pelayaran sudah berkumpul di Istanbul, termasuk tim dari MER-C Indonesia," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA, Sabtu malam. Ia mengatakan, semua anggota Tim MER-C untuk Gaza yang berjumlah lima orang sudah berada di Istanbul sejak Kamis (20/5) dan akan ikut masuk ke Gaza bersama delegasi mancanegara lainnya.Menurutnya, ancaman Israel yang menyatakan akan menghadang bantuan untuk Palestina, bahkan akan mengebom konvoi kapal yang berlayar ke Gaza (Flotilla to Gaza) tak menyurutkan sedikit pun langkah dan persiapan yang dilakukan seluruh partisipan pelayaran.
Malahan, kata dia, organisasi IHH (Insani Yardim Vakfi), salah satu organisasi hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di Istanbul, menanggapi ancaman Israel tersebut dengan membeli satu lagi kapal kargo yang mampu menampung 4.400 ton barang sehingga total kapal yang akan berlayar ke Gaza sebanyak sembilan buah. Pihaknya juga mendapatkan informasi dari relawan MER-C yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota tim dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, dan Muhammad Yasin, dipastikan tidak kurang 50 negara akan mengikuti "Flotilla to Gaza" tahun 2010 ini.
"Semua persiapan semakin intensif dilakukan dan rencana pelayaran tetap akan dimulai sesuai jadwal," katanya dan menambahkan bahwa rencananya pada Selasa (25/5) semua kapal akan beriringan memulai pelayaran dari Turki melalui Laut Tengah, dan mencoba menembus blokade Israel untuk menuju tanah Gaza.
Sementara itu, anggota Presidium MER-C Indonesia dr Joserizal Jurnalis, SpOT menambahkan bahwa Gaza hanya satu-satunya negara di dunia yang masih terblokade dan PBB bahkan tidak mampu untuk membuka blokade tersebut. Menurutnya dengan pelayaran ini, akan memberi gambaran dan membuka mata dunia bahwa telah terjadi kezaliman dan penindasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap suatu negara.
Gerakan "Flotilla to Gaza" adalah salah satu gerakan protes kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah. Sejumlah tokoh, pegiat HAM dan relawan dari berbagai negara dan LSM tergabung dalam gerakan kemanusiaan untuk menghentikan blokade Gaza dan melihat warga Gaza bisa hidup bebas dan merdeka seperti warga dunia
Ia mengatakan tindakan angkatan laut Israel menghentikan armada bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza adalah tidak sah dan menegaskan bahwa mereka mempunyai hak untuk pergi ke Gaza.
"Kami tidak berpendapat bahwa mereka akan menghalangi kami. Kami akan pergi," tambahnya. Wartawan BBC di Istambul Jonathan Head mengatakan ratusan orang yang datang untuk mengucapkan selamat jalan kepada tiga kapal dari Turki dan para penyelenggara yakin bahwa kali ini mereka akan bisa menembus blokade angkatan laut Israel dan mencapai Gaza. (andy/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar