Minggu, 13 Juni 2010

Aceh Kembali Diguncang Gempa 7,5 SR

Gempa bumi dengan magnitude 7,5 skala richter (SR) kembali mengguncang Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada Minggu dinihari pukul 02.26 WIB. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lokasi gempa bumi berada di 7.58 Lintang Utara (LU)-91.65 Bujur Timur (BT) atau 448 kilometer Barat Laut Sabang, Aceh.
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat bukan hanya di Banda Aceh tapi juga hingga ke Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dan sejumlah wilayah di provinsi paling barat Sumatera itu. BMKG juga menyatakan gempa bumi berkekuatan 7,5 SR tersebut berpotensi tsunami agar informasi diteruskan kepada masyarakat.

Gempa bumi yang terjadi pada kedalaman 93 kilometer itu membangunkan warga Kota Banda Aceh dari tidur dan membuat panik hingga berhamburan ke luar rumah. Gempa juga membuat panik warga yang sedang menikmati nonton bareng pertandingan sepak bola pada laga Piala Dunia 2010 di sejumlah warung kopi hingga berhamburan ke luar.

Alhasil sebagian besar warga Kota Banda Aceh tidak melanjutkan tidurnya . Mereka tampak duduk-duduk di depan rumah seperti warga di kawasan Kampung Beurawe Kota Banda Aceh, yang mengaku tidak bisa lagi melanjutkan tidurnya. "Saya tidak bisa melanjutkan tidur setelah merasakan gempa. Ini merupakan peristiwa kedua kali saya rasakan setelah dua kali gempa dini hari itu," kata Uning, warga Beurawe.

Warga lainnya, Sulaiman, juga mengatakan bahwa rasa ngantuk sudah hilang setelah merasakan guncangan gempa dini hari itu. "Sudah menjadi kebiasaan saya setelah gempa, apalagi jika kekuatannya di atas 6 skala richter, saya langsung menghubungi famili yang rumahnya dekat pantai melalui telepon untuk mengetahui kondisi mereka," kata dia.

Tapi, katanya, isteri dan anak-anaknya kembali masuk rumah dan melanjutkan tidur mereka setelah beberapa menit pascaguncangan gempa itu. Beberapa saat setelah merasakan guncangan gempa, warga berkumpul di depan rumah mereka masing-masing, dan ada diantaranya mengingat kembali peristiwa tsunami 26 Desember 2004. (antaranews)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar